in

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KURIKULUM PAI | FAUZINESIA

A. Pengertian Pendekatan
Pendekatan merupakan terjemahan dari kata “approach” dalam bahasa Inggris diartikan dengan come near (menghampiri) go to (jalan ke) dan way path dengan (arti jalan) dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu.
H.M. Chabib Taha, mendefinisikan pendekatan adalah cara pemprosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, dimana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas.
Lawson dalam konteks belajar, mendefinisikan pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan keefisienan dalam proses pembelajaran materi tertentu. Dalam hal ini seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa, untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan pendekatan memerlukan pandangan falsafi terhadap subjek matter yang harus diajarkan, yang urutan selanjutnya melahirkan metode mengajar, dan dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam bentuk teknik penyajian pembelajaran.
B. Pendekatan dalam Pendidikan Islam
Pendekatan merupakan cara pandang dan tindakan nyata yang dilakukan untuk memecahkan masalah belajar dan cara siswa belajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal. Pendekatan apapun yang digunakan dalam pembelajaran diharapkan dapat memberikan peran kepada siswa sebagai pusat perhatian dan kegiatan pembelajaran.
Tugas dan peran guru dalam pembentukan pola kegiatan pembelajaran dikelas bukan ditentukan oleh “apa yang akan dipelajari” siswa, melainkan “siswa bisa apa” setelah kegiatan pembelajaran. Karena itu, persoalannya adalah “kemampuan apa yang dimiliki siswa” dan “bagaimana merekayasa, menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”.
Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi secara aktif dan efektif terhadap lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan yang diciptakan dalam kegiatan pembelajaran, baik sebagai sumber belajar yang direncanakan maupun tidak.
Pendidikan islam, kendati pun dalam konteks ke-Indonesiaan merupakan sub-sistem, misi dan perannya tidak jauh berbeda dengan peran pendidikan nasional. Untuk menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien, suatu sistem pendidikan harus sehat dan terus bergerak sesuai dengan gerak perubahan masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Menurut Tolkhah, ada beberapa pendekatan yang perlu mendapat kajian lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran agama Islam, diantaranya: pertama, pendekatan psikologis, pendekatan ini perlu dipertimbangkan mengingat aspek psikologis manusia yang meliputi aspek rasional/intelektual, aspek emosional dan aspek ingatan.
Aspek rasional mendorong manusia untuk berfikir ciptaan Tuhan di langit maupun di bumi. Aspek emosional mendorong manusia merasakan adanya kekuasaan tertinggi yang ghaib sebagai pengendali jalannya alam dan kehidupan. Sedangkan aspek ingatan dan keinginan manusia didorong untuk difungsikan kedalam kegiatan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang diturunkan-Nya. Seluruh aspek dimensi manusia sejatinya dibangkitkan untuk dipergunakan semaksimal mungkin bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Kedua, pendekatan sosio- cultural, suatu pendekatan yang melihat dimensi manusia tidak saja sebagai individu melainkan juga sebagai makhluk sosial budaya yang memiliki berbagai potensi yang signifikan bagi pengembangan masyarakat, dan juga mampu mengembangkan sistem budaya dan kebudayaan yang berguna bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan Islam, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik secara individual maupun kelompok. Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa pengalaman yang dilalui seseorang adalah guru yang baik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga, belajar dari pengalaman adalah lebih baik dari sekedar bicara dan tidak pernah berbuat sama sekali.
Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik, karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik jika pendidik tidak membawa peserta didik ke arah tujuan pendidikan akan tetapi ia menyelewengkan peserta didik dari tujuan itu, misalnya mengajar anak menjadi pencuri. Karena itu ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak, kontinyu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan juga sesamanya. Pepatah Arab mengatakan : “Ilmu tanpa diiringi dengan amal (pengalaman) bagaikan pohon tanpa buah”. Betapa tingginya nilai suatu pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman bagi perkembangan jiwa peserta didik sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai suatu pendekatan. Metode mengajar yang dapat dipakai dalam pendekatan ini diantaranya, (1) metode eksperiman (percobaan) (2) metode dril (latihan) (3) metode sosio drama dan bermain peran, (4) metode pemberian tugas belajar dan lainya.
b. Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa difikirkan lagi. Dengan pembiasaan, pendidikan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik secara individual maupun secara berkelompok dalam kehidupan sehari-hari. Berawal kepada pembiasaan itulah peserta didik membiasakan dirinya menuruti dan patuh kepada aturan-aturan yang berlaku ditengah kehidupan masyarakat.
Dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membiasakan sikap dan prilaku baik yang sesuai dengan ajaran islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan, diharapkan anak didik akan terbiasa mengamalkan agamanya secara berkelanjutan. Metode mangajar yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih dan digunakan dalam pendekatan ini diantaranya; metode latihan, metode demontrasi dan metode eksperimen.
c. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional ialah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri sesorang. Emosi berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Emosi tersebut berhubungan dengan masalah perasaan. Justru itulah pendekatan emosional dijadikan salah satu pendekatan dalam pendidikan Islam. Metode mengajar yang digunakan dalam pendekatan ini diantaranya; metode ceramah, sosio drama dan cerita.
Pendekatan emosional ini salah satu bentuk upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
d. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan mempergunakan akal, dalam memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah. Pendekatan rasional ini suatu usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi. Usaha maksimal bagi guru dalam pendekatan rasioanal adalah dengan memberikan peran akal dalam memahami dan menerima kebenaran agama. Metode yang dapat digunakan dalam pendekatan ini diantaranya: tanya jawab, kerja kelompok, latihan dan diskusi.
e. Pendekatan Fungsional
Pengertian fungsional ialah usaha memberikan materi agama menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan se
hari-hari sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
Ilmu agama yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekedar melatih otak tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik dalam kehidupan individu maupn dalam kehidupan sosial. Dengan agama anak-anak dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian, dengan pendekatan fungsional berarti anak dapat memanfaatkan ajaran dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan individu maupun kehidupan masyarakat. Sabda Rasululah SAW yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah orang yang memberi manfaat (nilai guna) bagi manusia.” (al-Hadits)
Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah dapat menjadikan agama lebih hidup dan dinamis. Untuk menuliskan jalan ke arah itu diperlukan metode mengajar yang serasi, dalam hal ini ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain: metode latihan, ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan demontrasi.
f. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan, baik yang berlangsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antara personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupaun yang melalui suguhan ilustrasi kisah-kisah teladan.
Dalam pendekatan ini ada beberapa metode yang dapat dipergunakan diantaranya melalui kepribadian, cerita dan ilustrasi yang mengandung unsur keteladanan.
g. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu adalah pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa proses pendekatan. Pendekatan terpadu dalam agama islam meliputi;
(a) Keimanan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk sejagat ini.
(b) Pengalaman, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dan akhlak dalam kehidupan.
(c) Pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peserta didk untuk membiasakan sikap dan prilaku baik yang sesuai dengan ajaran islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.
(d) Rasional, usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam materi pokok serta kaitannya dengan perilaku yang baik dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.
(e) Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
(f) Fungsional, menyajikan bentuk semua materi pokok ( Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah Akhlak, dan Tarikh) dan segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas, dan
(g) Keteladanan, yaitu menjadikan figur guru agama dan non agama serta petugas sekolah lainya maupun orang tua peserta didik, sebagai cermin manusia berkepribadian agama.

BAB III
SIMPULAN

Pendekatan merupakan terjemahan dari kata “approach” dalam bahasa Inggris diartikan dengan come near (menghampiri) go to (jalan ke) dan way path dengan (arti jalan) dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu.
Pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan keefisienan dalam proses pembelajaran materi tertentu. Pendekatan juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, dimana cara pandang itu adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas.
Pendidikan islam, kendati pun dalam konteks ke-Indonesiaan merupakan sub-sistem, misi dan perannya tidak jauh berbeda dengan peran pendidikan nasional. Untuk menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien, suatu sistem pendidikan harus sehat dan terus bergerak sesuai dengan gerak perubahan masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan Islam, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan Pengalaman
b. Pendekatan Pembiasaan
c. Pendekatan Emosional
d. Pendekatan Rasional
e. Pendekatan Fungsional
f. Pendekatan Keteladanan
g. Pendekatan Terpadu

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005

Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008

Ramayulis, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997

Abdurrahman Mas’ud dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, cet. I

Riwayat Hidup KH. Ahmad Dahlan

Pengertian Ilmu Kalam | FAUZINESIA